Jurnal Umroh Day 4th, Madinah to Makkah

Hari ini akan meninggalkan kota Madinah, saya mencoba jalan-jalan disekitaran hotel, sekitar 4-5 blok aja cukup. Ternyata setelah sholat subuh, kios-kios di kota Madinah sudah buka, saya membeli beberapa roti gandum (di semarang ada yg menyebutnya roti maryam atau roti cane). Ternyata Murah lho cuma 2riyal atau sekitar 7000 rupiah untuk 2 roti maryam dan 1 roti panjang kayak rel kereta hehehe.

Ada yang lupa saya sampaikan, bahwa selama saya di Madinah dan Sholat 5 waktu, hampir tidak pernah tidak ada sholat jenazah. Jadi tiap habis sholat 5 waktu, Insya Allah ada sholat jenazah, seingat saya hanya 1 kali waktu sholat yang tidak ada sholat jenazah sesudahnya.

Sungguh beruntung orang yang bisa meninggal disana. Kenapa ? Nabi Muhammad SAW menyebut di dalam sebuah hadis :

Artinya : “Barangsiapa yang mampu untuk mati di Madinah maka lakukanlah. Sesungguhnya aku akan memberi syafaat kepada sesiapa yang mati di sana.” (riwayat Ahmad dan At-Tirmizi)”

Hari ke empat ini harus di puaskan untuk beribadah di Masjid Nabawi, karena Setelah sholat Dhuhur, Insya Allah kita akan berangkat menuju Makkah. Mutowif Saibah mewajibkan jamaah laki-laki untuk sholat dhuhur sudah memakai Ihrom karena dalam perjalanan ke Mekkah akan mampi di Masjid Bir Ali untuk niat Umroh. Dan Sholatnya di Jama Dhuhur Asar, jadi setelah sholat Dhuhur selesai langsung berdiri untuk sholat Jama asar. Selain itu koper juga diminta sudah di packing dan disiapkan di depan pintu kamar masing-masing untuk di bawain ke bus.

Setelah Makan siang, segera jamaah umroh saibah bergegas ke bus yang telah disediakan. Cap cus ke Makkah !!! Sudah tidak sabar menuju ke kota Suci Mekkah, Kota Dimana Kabah, Kiblat umat Muslim sedunia.

Masjid Bir Ali, Miqot Jamaah Haji dan Umroh

Miqot adalah tempat yang ditetapkan Rasulullah saw sebagai awal untuk menjalankan ibadah haji dan umroh. Di miqot ini jamaah haji mengenakan kain ihram, menjalankan salat dua rakaat, dan membaca niat umrah.‎Miqot kan tempat pemberhentian semua keinginan harta benda dunia karena akan menghadap Allah. Karena akan menghadap Allah harus pada pemberhentian yang tepat. Miqot Bir Ali diambil oleh para penduduk Madinah atau para Jamaah Haji dan umroh yang memulai dari Kota Madinah.

Beberapa tempat Miqot ( mengambil tempat niat )

  • žBi’r Ali (Dzulhulaifah) untuk jamaah dari arah Madinah.
  • ž Al-Juhfah untuk jamaah dari arah Mesir atau Suriah.
  • ž Qarn Al-Manazil untuk jamaah dari arah Najd.
  • ž Dzat ‘Irqin untuk jamaah dari arah Irak.
  • ž Yalamlam untuk jamaah dari arah Yaman dan lain-lain.
  • ž Makkah untuk jamaah dari Makkah.

Dilihat dari kejauhan bangunan Masjid Bir Ali seperti benteng. Menara tinggi yang menjulang nan artistik bak mercusuar penunjuk arah di tengah lautan. Masjid ini terletak di Dzulhulaifah kira-kira 10 km dari pusat kota Madinah. Karena itu masjid ini kerap disebut sebagai Masjid Dzulhulaifah. Selain itu masjid ini juga kerap disebut Masjid Ihram dan Masjid Miqot, seperti aktivitas jamaah haji di masjid ini.

Bagian dalam masjid cukup luas meski tak seluas Masjid Nabawi. Ada taman yang ditumbuhi pohon kurma di area dalam masjid, taman terletak di antara tempat wudhu dan bangunan utama masjid. Di dalam taman, kita serasa seperti di tengah benteng yang kokoh.

Masjid ini dibangun tepat di pohon yang menjadi lokasi peristirahatan Nabi Muhammad saw dalam perjalanan menuju Makkah. Masjid ini disebut Bir Ali karena sahabat Ali Bin Abi Thalib pernah membuat sumur di sini. Sumur dalam bahasa arab adalah bir. Namun sumur itu saat ini sudah tak terlihat lagi.

Karena saya dan jamaah Umroh Saibah lainnya sudah mandi dan berihrom, maka di Bir Ali saya langsung mengambil wudhu dan shalat 2 rakaat.

“Nabi SAW melakukan shalat dua rakaat di Dzulhulaifah tempat dimana Nabi memulai ihramnya” (HR Muslim).

Setelah itu membaca niat Umroh, berniat setelah kita berada di dalam bus. Kita yang tamattu’ (mendahulukan umroh kemudian haji) niatnya adalah “labbaika allahumma ‘umrotan” sedang bagi yang ifrad (mendahulukan haji baru umroh)  melafadzkan niat “labbaika allahumma hajjan” dan yang qiran (menggabungkan haji dan umroh) niatnya “labbaika allahumma ‘umrotan wa hajjan”. Rasulullah SAW berniat saat beliau telah berada di atas unta.

“Dari Abdullah bin Umar Ra: Rasulullah SAW shalat di Dzulhulaifah dua rakaat, sehingga apabila telah mantap berdiri unta yang ditungganginya di dekat masjid Dzulhulaifah beliau berihlal” (HR Muslim).

Oh ya larangan ketika sudah mengenakan ihrom adalah

a.Memotong atau mencabut rambut dari kepala atau badan,

b.Memotong kuku dari tangan atau kaki

c.Memakai kain berjahit bagi laki-laki yaitu setiap pakaian yang dijahit menurut ukuran anggota badan. Seperti gamis, celana, jubah,kaos, peci, topi,dll. Pake sabuk boleh, sandal juga boleh.

d.Menutup kepala dengan hal-hal yang menyentuh kepala seperti surban dan peci.

e.Memakai parfum, yaitu setiap hal yang berbau wangi dengan tujuan memakainya di baju atau di badan.

Larangan dalam berihram diatas jika dilanggar maka diwajibkan MEMBAYAR FIDYAH, tetapi  TIDAK MEMBATALKAN UMRAH

Ada juga Larangan dalam berihram yang TIDAK membatalkan umrah, dan namun dikenakan denda setimpal

  • Berburu binatang darat yang lepas, seperti burung merpati, kijang,dll.
  • Mencabut rumput, memetik dahan / ranting / daun .

Larangan dalam berihram yang berakibat MEMBATALKAN UMRAH, dan tidak harus membayar fidyah adalah Melangsungkan Akad nikah

Larangan dalam berihram yang berakibat MEMBATALKAN UMRAH, dan dikenakan membayar Dam (satu ekor kambing) adalah

  • Bersetubuh dengan suami/istri
  • Bercumbu dengan suami/istri, seperti meraba, mencium,dll dengan syahwat

Jadi ditahan dulu ya nafsunya 😀 , cuma beberapa jam kok

Diatas Bus kami mengucapkan kalimat talbiyah. Kalimat Labbaik Allahumma Labbaik, labbaika la syarika laka labbaik inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulk la syarika laka yang dikenal dengan istilah talbiyah adalah senandung para jamaah haji dan Umroh.
Makna dari talbiyah secara umum adalah sebagai berikut :
1. Labbaik Allahumma Labbaik, artinya adalah kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah.
2. Labbaika la syarika laka labbaik, artinya tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu.
3. Inna al hamda wa an ni’mata laka wa al mulka la syarika laka, artinya sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu.

Ketika kita mengucapkan kalimat talbiyah, semua makhluk termasuk batu-batu menyambut kita dan akan bersaksi bagi kita di Yaumul akhir bahwa Saya Fori Suwargono, Istri Saya Dian Rosdiantini yang sedang mengandung 3 bulan anak kedua kami, dan Salwa Anindya Ramadhani (7 tahun) telah memenuhi panggilan Allah.

Merinding saya mengucapkan kalimat talbiyah, sambil nangis diam-diam 😀 hehehehehe. Kalimat talbiyah terus mengalir selama beberapa waktu dan kemudian digantikan dengan suara ngorok atau mendengkur karena dinginnya AC di bus yang membuat ngantuk selama perjalanan ke Mekkah. 😀

Mekkah Al-Mukaromah

Setelah perjalanan 4 jam dari Masjid Bir Ali, Mutowif Saibah membangunkan Jamaah sekitar Pukul 10 malam waktu Makkah, kami tiba di kota Mekkah, serta merta kami bertalbiyah lagi. Merinding badan ini memasuki kota Mekkah. Alhamdulillah ya Allah, Engkau meridhoi kami datang ke Mekkah. Kota satu-satunya di muka bumi dimana kita beribadah dan berbuat kebaikan akan dikalikan dengan 100.000 kali.

Alhamdulillah dengan sedikit macet kami tiba di Hotel untuk meletakkan Koper dan berkumpul untuk segera menuju Masjidil Haram Melakukan Sholat Maghrib dan Isya dan dilanjutkan ibadah Umroh.

Kami Sholat Qadha Maghrib Isya di imami Oleh Kyai Muhibin dari Mranggen Demak di Masjidil Haram.

Setelah selesai sholat Maghrib dan Isya di Masjidil Haram, kami dibimbing untuk memulai Thawaf memutari Kabah, Melihat Kabah, sungguh sebuah kenikmatan, jujur saja, saya sempat takut melihat kabah mengingat dosa-dosa saya yang banyak.

Thowaf

Kita memulai Thowaf dari tempat Hajar Aswad berada. Syarat Thowaf antara lain

  1. Suci dari hadats besar dan kecil
  2. Berada di Masjidil Haram
  3. Menutup aurat
  4. Dimulai dari rukun Hajar Aswad, dan di akhiri di Hajar Aswad
  5. Ka’bah selalu di sebelah kiri
  6. Mengelilingingi ka’bah 7 putaran berlawanan arah jarum jam

Sedangkan Larangan dalam thowaf antara lain :

  1. Masuk ke daerah Hijir Ismail
  2. Membelakangi Ka’bah / Ka’bah tidak di sebelah kiri
  3. Memegang dinding / pondasi (sajarowan) Ka’bah

thowaf3

Sepanjang thowaf saya hanya membaca

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallah Allahu akbar

karena saya hanya ingin khusyuk kepada Allah, sementara buku doa saya simpan saja 😀 karena dengan membaca buku doa sambil thowaf membuat saya malah tidak khusyuk dan menikmati.

Selesai thowaf 7 putaran, kami segera sholat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim (tempat kaki berpijak nabi Ibrahim ketika membangun kembali kabah).

Oh ya selama thowaf wajib, jamaah diwajibkan untuk membuka atau menyimpangkan baju ihrom membuka dada dan lengan sebelah kanan. Hal tersebut dicontohkan Rasulullah ketika umat muslim pada saat itu akan diserbu oleh kaum musryik yg telah di hasut oleh kaum Yahudi dengan mengatakan bahwa kaum muslimin badannya kecil-kecil dan tidak bertenaga. Rasulullah memerintahkan kaum muslim yg hendak thowaf memperlihatkan tangan/lengannya yang kekar sehingga kaum musryikin batal menyerang.

Sai

Sai adalah perjalanan bolak-balik yang dilakukan Siti Hajar ketika mencari Air Minum buat Pitranya Nabiyullah Ismail a.s / Sebanyak 7 kali dari Bukit Sofa sampai terakhir di Bukit Marwa (Madzab Imam Syafii). Untuk laki-laki ada batas dimana disunnahkan untuk lari-lari kecil yg ditandai lampu berwarna hijau di atas.

Pada saat di bukit Safa dan di bukit Marwa saya berhenti cukup lama bersama anak istri sehingga tertinggal dari jamaah lainnya. Tak mengapa, yang penting saya khusyuk berdoa ( juga termasuk doa titipan dari sahabat-sahabat dan saudara ). Karena Bukit Safa dan Bukit Marwa adalah tempat dimana doa pasti di ijabah Allah.

Tahalul

Proses umroh selesai ditandai dengan tahalul, dimana rambut kita dicukur, karena saya masih berniat umroh lagi selama di Mekkah, maka saya hanya menggunting sedikit rambut di kepala saya.

Tahalul adalah akhirnya prosesi Umroh, dan dosa-dosa kita telah berguguran laksana berjatuhannya rambut yang telah dicukur.

Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallah Allahu akbar

Semoga sahabat dan saudara yang membaca tulisan saya ini bisa segera melaksanakan ibadah umroh dan Haji…Aamiin

2 thoughts on “Jurnal Umroh Day 4th, Madinah to Makkah

  1. om Joe

    Mbrambang bombay aku mocone mas….

    Ohy,,perhatikan kalimat ini…” juga termasuk dia titipan dari sahabat-sahabat dan saudara”
    Kayanya ada kata yang perlu direvisi…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *