Journey to the West, I’tiqaf day two “The Noah”

Dalam agama Islam, Nabi Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|Mutawasylah(Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.

Nabi Nuh adalah Rasul Allah yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam dan Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja , bukan sebagai Rasul kerana mereka tidak memiliki umat atau kaum.

Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir 126 sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam.Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.

Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada Nabi “ Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang Nabi?” Nabi menjawab “Ya”. Orang tersebut bertanya lagi: “ Berapa Lama antaranya dengan Nuh?” maka Nabi Menjawab “sepuluh generasi”

Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.

Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun).

Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm.

Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.

(sumber :  http://Wikipedia.org)

Cerita tentang Nabi Nuh di paparkan pada pagi hari setelah shalat subuh oleh Bayan Masjid tempat kami I’tiqaf. Hal yang baru saya ketahui adalah ceritanya yang sungguh lengkap. Saya baru tahu bahwa Nabi Nuh meninggal dalam keadaan buta karena sering menangis. Selain itu ternyata selama 5 abad Nabi Nuh berdakwah, beliau hanya bisa mendapatkan 80 pengikut saja. Itu menandakan bahwa beliau adalah orang yang sangat sabar dan Istiqamah. (Jadi malu pada diri sendiri karena seringkali putus asa ketika memberikan masukan tapi tidak didengarkan padahal baru 1-2 kali)

Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatukota di daerah Ararat (Qarda) disuatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.

Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh membangun kota Suq Thamanin dan semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut Al-Harith dari Ibnu Sad dari Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas berkata ”ketika Suq Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh mereka berpindah ke Babylon dan membangun kota tersebut.

Bagi saya cerita tentang nabi-nabi atau sahabat Rasulullah sangat penting karena kita bisa mengambil banyak hikmah dan belajar.

Setelah selesai mendengar kisah Nabi Nuh, saya beserta rombongan pesan sarapan 1 nampan dan mendiskusikan rencana silaturahmi selama di Jakarta. Kemudian disepakati bahwa kami akan bersilaturahmi ke Haji Alay di Tanah Abang. Semoga perjalanan kami di berkahi. Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *