Membaca status Ustadz Aniq pimpinan PPIQ Darun Najach Sayung Demak ( status : “ketika kita ingin zuhud terkadang kita takut miskin,.. dan ketika ingin memulai bisnis terkadang juga takut kalau kita nanti kaya dan menjadi hubbud-dunya,… padahal tak seharusnya zuhud itu miskin,.. tak semua yang miskin juga zuhud,.. tak semua yang kaya itu hubbud-dunya,.. perhatikan,.. ada petani yang menanam bayam pagi nyirami,siang nyabuti, sore ngikati, malam nyiapkan dan menata,. pagi jam 2.00 berangkat jual sayurnya,.nungguin sampai pagi dagangannya bahkan terkadang subuhnya saja tak keurus,.. meski tak semua penjual bayam seperti ini tapi menurut anda bisakah orang ini dikatakan zuhud,..? ” )di FB tentantang Zuhud membuat saya pengin menulis juga tentang zuhud walaupun sudah banya tulisan tentang arti zuhud seperti tulisan di : http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3067-memahami-arti-zuhud.html
http://manisnyaiman.com/kaya-tapi-zuhud-mungkinkah/
saya hanya ingin menambahkan sedikit bahwa seringkali kita menganggap orang yang mengajak kita untuk bersifat zuhud dan meninggalkan hubbud dunya adalah orang miskin atau pas-pasan. Justru penjual yang dicontohkan oleh ustadz aniq tadi adalah orang celaka, Hubbud dunya dan sholatnya tak terurus dan miskin. Mencintai sesuatu yang di angan-angan dan melalaikan ibadah.
Orang-orang sukses di dunia ini atau di sekitar kita justru karena mengamalkan sifat zuhud ini. Mereka menganggap dunia ini hanya hal yang biasa sehingga mau membantu orang lain sepenuh hati. Jadi tujuannya adalah menjadi orang yang lebih berguna bagi orang lain, bukan memperkaya diri sendiri. Dunia dan seisinya ini bukanlah tujuan akhir ( harta, kedudukan dsb )…namun bisa menjadi piranti untuk menggapai akhirat yang baik. Harta atau uang adalah Tuan yang sangat buruk namun uang atau harta adalah hamba yang baik. Jadi kita mau mengendalikan harta kita ? atau dikendalikan ? Dan ini adalah pilihan, pilihan yang dipilih oleh kita sendiri…. cukup semanten, selamat memilih