Gunung Penuh Cinta

Saat Rasulullah melihat Gunung Uhud beliau mengatakan bahwa: Ini gunung yang mencintai kami dan kami mencintainya. Subhanalloh, gunung yang penuh rasa.

Gunung yang pernah diajak bicara oleh Nabi. Dan ia tunduk pada perintah Nabi. “Diam Uhud, di atasmu ada Nabi, Shiddiq dan dua orang yang syahid.”

Gunung yang menjadi saksi tentang kaidah kemenangan dan kekalahan. Bukan sekadar strategi, perbekalan dan jumlah.

Kemenangan diraih dengan menaati perintah dan strategi Rasulullah. Kekalahan adalah runtuhnya ruhiyah dan melupakan perintah Rasulullah.

Uhud menatap sedih saat Nabi terperosok ke dalam lubang Ibnu Qomiah, terluka dan berdarah-darah. Uhud menyaksikan kepahlawanan para sahabat yang menjadi tameng hidup untuk Rasulullah.

Uhud kemudian mengandung manusia-manusia terbaik; syuhada’ Uhud yang dipimpin oleh Sayyidusy Syuhada’ Hamzah.

Ia tetap berdiri tegak. Menatap semua muslimin yang mengunjunginya. Membandingkan muslimin terbaik di masa Rasulullah dengan kita-kita yang mengaku muslimin.

Ia tetap menebar cinta.

Tapi ia pasti membedakan.

Dan menebarkan pesan kepada kita semua tentang kepahlawanan dan jihad serta kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul Nya.

Yang dengannya kita akan menang.

#sapaharomain. Ustadz Budi Ashari bersama http://Saibah.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *