Kalau dalam dunia bisnis dikenal adanya manajemen gaya Sun Tzu, lalu dalam sisi lain ada gaya Khong Beng atau Cukat Liang .. kemudian dikenal juga adanya 5 jalan Musashi nah jangan lupa bahwa ada juga strategi bisnis yang mengambil inspirasi dari strategi perang“Khalid bin Walid”.
Kejadiannya saat terjadinya perang Mu’tah dibulan Agustus 629M, Rasulullah Saw mengutus Zaid bin Haritsah membawa pasukan berjumlah 3000 menghadapi Penguasa di Basrah.
Pesan Rasulullah sangat sederhana, bila Zaid terbunuh maka Ja’far mengambil alih pimpinan, bila Ja’far terbunuh maka Abdullah bin Rawahah yang mengambil alih.
Musuh demikian besar dan sangat kuat, sangat tidak sebanding yaitu 100.000 tentara, bisa dibayangkan bagaimana pasukan Muslim yang hanya berjumlah 3000 berani melawan pasukan musuh, gabungan antara pasukan Ghasan dan Romawi, yang berjumlah 100.000.
Terjadilah pertempuran hebat di Mu’tah, dekat Karak di timur Sungai Yordan dan ke 3 Panglima Muslim yang disebut Rasulullah semua gugur mendapat kurnia mati syahid.
Apa yang akan dilakukan oleh pasukan Muslim yang sangat kecil dan kehilangan pimpinan?, saat itu seorang yang bernama Tsabit bin Arqani maju mengambil panji dan menyerahkannya ke Khalid yang masih merupakan perajurit biasa karena 3 bulan mengikuti Rasulullah di Madinah.
Pertama kali tentu saja Khalid menolak karena merasa masih banyak yang senior dan beliau hanyalah sebagai perajurit biasa, tetapi Tsabit lalu berteriak kepada pasukan Muslim, “Bersediakah kalian dibawah pimpinan Khalid?” , “Ya” jawab mereka serentak.
Apa yang kemudian dilakukan oleh Khalid?, melihat berantakannya pasukan Muslim maka beliau lalu merubah semua formasi, saat itu hari mulai gelap dan debu mengepul hebat.
Khalid memerintahkan agar pasukan di Front depan berpindah tempat dengan front belakang dan sayap kiri serta kanan bertukar tempat segera dan secepat mungkin.
Kemudian pasukan yang ada dibelakang berupaya untuk terus bergerak sehingga debu makin tebal membumbung ke angkasa.
Psukan musuh sangat kaget dengan keadaan ini, mereka mengira pasukan Muslim mendapat bantuan baru sebab lawan mereka berubah dan melihat debu berterbangan seakan ada pasukan besar sedang datang membantu pasukan muslim.
Pasukan Muslim akhirnya berhasil mengkonsolidasi diri dan memenangkan perang, taktik ini sangat dipuji oleh sejarahwan barat dan paska perang ternyata hanya sedikit Pasukan Muslim yang mati sahid dibanding tewasnya lebih dari 10.000 orang pasukan gabungan tersebut.
Kembali ke Madinah, Rasulullah Saw menggelari Khalid sebagai “Saifullah”, “Pedang Allah yang terhunus”.
Taktik Khalid ini hampir sama dengan taktik Khong Beng di Sam Kok dan taktik Sun Tzu membakar kapal, Khalid sangat lihai menggabungkan kedua taktik ini dan menerapkannya langsung dilapangan.
Apa yang bisa kita ambil sebagai hikmahnya adalah, penguasaan medan, perubahan taktik yang cepat serta membangkitkan moral secara keseluruhan sangat penting, dalam bisnis juga berlaku prinsip ini yaitu penguasaan market [dengan data], kecepatan mengantisipasi keadaan dan team yang dengan drive yang kuat dipimpin leader yang tangguh biasanya sukses, jumlah kecil bukan berarti kita pasti kalah karena kecil artinya lebih lincah serta lebih mudah berubah, lebih efisien.
Sedangkan di Pihak musuh ternyata gabungan pasukan membuat adanya 2 komando dan ini membingungkan karena kendala bahasa serta beda kebiasaan nah ini menjadi titik lemah dalam mengambil keputusan yang cepat.