Jurnal Umroh Day 8th, Last Day

The last Day on Makkah, mesti bangun pagi banget agar bisa thawaf wada ( Pamitan ). Bangun Jam 3 setelah semalaman packing barang-barang untuk dibawa pulang. Memasuki Masjidil Haram dengan segenap keheningan dan kesedihan karena perpisahan yang tak ter elak kan. Thawaf ini adalah thowaf terberat karena mesti berpisah dengan kekasih hati. Butiran-butiran air terus menetes membasahi pipi.

Duhai Robbul Izzati wal Jalalah, ijinkanlah hambamu ini setiap saat bisa sowan ke rumah Mu. 

Setelah Thowaf wada dilanjutkan sholat subuh. Setelah Sarapan di Hotel Kami segera meuju ke kota Jeddah. Mampir dulu ke Balad (Pusat perbelanjaan). Disni ada yang jualan Mie Ayam dan Bakso ala Indonesia. Rame lho 

Dari Balad, kita muter-muter di kota Jeddah, Pada tahun 647M, Khalifah Usman lah yang pertama kali menjadikan kota Jeddah sebagai kota pelabuhan laut internasional bagi jemaah haji yang yang datang dari seluruh penjuru dunia, menjadikan Jeddah sebagai gerbang utama bagi para calon jamaah untuk menuju ke Mekah dan Madinah karenanya kota Jeddah juga mendapatkan julukan sebagai “pintu gerbang dua tanah haram”.

Konon, Kota Jeddahmerupakan tempat peristirahatan terahirSiti Hawa, Istri dari Nabi Adam A.S. karenanya Jeddah sendiri seringkali diartikan sebagai ‘nenek’ dalam kaitannya dengan sejarah tersebut.

Makam Siti Hawa berada di kawasan pemakaman kuno di pusat kota Jeddah. Makam ini dikenal sebagai Moqbara Umna Hawwa (makamnya bunda Hawa).

Salah satu tempat yang dituju oleh jamaah haji maupun umroh asal indonesia adalah mesjid terapung. Masjid ini aslinya bernama mesjid Arrahmah.  Masjid Terapung berdimensi sekitar 20 x 30 meter. Bagian dalam masjid dihias dengan banyak tulisan kaligrafi. Bukan hanya Masjid Terapung yang bisa dinikmati, air Laut Merah pun menjadi objek favorit jemaah.

Bangunan masjid menggabungkan arsitektur modern dan seni bangunan Islam kuno. Memiliki ruang sholat yang luas dengan dekorasi sangat indah, dilengkapi peralatan berteknologi terbaru terutama dalam hal sound system. Sementara  selama musim dingin,  disediakan keran-keran air hangat.

Dekorasi interior yang fantastik, gaya arsitektur dan pencahayaan atap yang sempurna, memberikan kenyamanan  tersendiri bagi pengunjung Masjid Terapung Jeddah.

Setelah Sholat Dhuhur dan Jama Ashar, kemudian Makan siang Mr.Satay (Nasi Kotak/box) kita segera menuju Bandara Haji Jeddah karena rencana Terbang jam 8 malam untuk pulang….Pulang ? kata Ustadz saya (Ustadz Anwar Jufri) Ke Semarang itu Berangkat lho… karena kita memang ditugaskan Allah ke Semarang 😀 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

One moment, please...

Please wait while your request is being verified...