Guru

Guru (dari Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah “berat”) adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Mengapa ya tiba-tiba ngomongin guru ? Kebetulan saya, yang baru memulai sebuah usaha ini mempunyai beberapa orang yang saya angkat sebagai guru (bukan saya anggap). Kenapa harus diangkat ? lihat arti diatas, sesuatu yang berat harus diangkat. Apanya yang berat ? Ya menjadi guru. Sosok yang telah saya minta sebagai guru saya antara lain Sukardi , Mantan Direktur Marketing dari Majalah Marketing, sekarang mendirikan konsultan marketing, dimana saya dibimbing untuk mengerjakan proyek skala Nasional yang cukup Besar (konsultan konversi Minyak Tanah ke Gas LPG 3kg di Pertamina), Harmanto Harun (Mantan Direktur Astra, Pemilik Mahkota Dewa Indonesia, Perusahaan pemenang SNI Award 2 kali berturut-turut 2009-2010), Ustadz Ainul Yaqin (Ketua Hizbut Tahrir Jateng, Guru spiritual dimana saya belajar ilmu Tafsir Al Quran), Ustadz Syafii (guru spiritual, ustadz yang hoby jadi kontraktor, dimana saya belajar Fiqih). Dan masih ada beberapa guru lagi yang tidak mampu saya sebutkan.

Banyak juga ya ? mungkin karena banyak hal yang belum saya mengerti sehingga saya harus mengangkat banyak guru. Tapi masing-masing guru saya mempunyai disiplin ilmu yang berbeda sehingga tidak berbenturan satu sama lain. Kenapa ini penting ? Ya supaya kita tidak bingung, nanti guru A ngomong A tentang suatu masalah eh guru B ngomong B..hehehehe jadi bingung khan ? Dalam menentukan atau meminta seseorang untuk menjadi guru kita (baik guru bisnis, guru spiritual dll) saya seringkali lebih dahulu mengenal dan mengamati sikap-sikap dan ilmu para beliau (guru). Dan yang terpenting adalah Para guru ini mampu membuat saya paham ! Maklum otak saya agak lelet. Mampu mengingatkan saya, mampu mendorong dan memotivasi. Itu sudah cukup bagi saya. Guru harus secara personal kita kenal, bukan tiba-tiba kita mengklaim seseorang menjadi guru tanpa kita memintanya (hehehe…ini namanya murid gelap).

Menurut Gde Prama, Tipe guru/pembimbing itu ada 3 yakni, Raja, Nahkoda dan Penggembala.
1. Type Raja, adalah guru yang sudah menguasai suatu ilmu atau bidang dan berhasil atau sukses mengerjakannya. Type Raja seringkali memberi contoh langsung berdasar pengalaman pribadi dll.
2. Type Nahkoda, adalah guru yang langsung mengajak kita untuk mempraktekkan atau langsung menjalani suatu ilmu.
3. Type Penggembala, adalah orang yang belum tentu sukses atau berhasil, namun mempunyai pengetahuan tentang keberhasilan dalam suatu bidang. Jadi bukan hanya orang sukses saja yang bisa dijadikan guru.

Eh pertanyaan kenapa saya mengangkat guru belum terjawab ya? Begini, saya ini pembelajar yang baru memulai membangun sebuah bisnis (lain dari mempunyai bisnis, ini akan saya bahas di tulisan lain). Saya tidak mau gegabah dan membutuhkan banyak saran dan nasehat agar bisnis yang saya bangun mempunyai akselerasi yang bagus dan menuju arah yang benar (tiwas ngebut, kesasar ! khan berabe  ).

Dan kenapa tiba-tiba ngomongin guru ? karena kebetulan saya mengamati fenomena dari temen-temen yang sedang sama-sama membangun bisnis. Yang maaf menurut saya tidak terarah karena tak adanya guru. Bisnis anda mungkin cukup berhasil namun tidak optimal. Seorang pesepakbola handal dengan bakat yang luar biasa sekalipun semisal Cristiano Ronaldo, tetap perlu Sir Alex Fergusson agar menjadi seorang yang luar biasa.

Segeralah mencari guru dengan hati-hati, hormati dan laksanakan arahan-arahan dan bimbingan beliau-beliau. Semoga kita semua di berkahi oleh Allah SWT. Cekap semanten Menawi enten lepate pitutur kula nyuwun ngapunten. Matur nuwun.

Note : sebelum berguru siapkan gelas kosong bukan gelas isi !!! kosongkan isi otak kita, jangan sombong dengan pengetahuan yang kita miliki !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *